Monday, September 15, 2008

mungkin

Pernahkah teman meresapi arti kata “mungkin” ? mungkin tidak. Suatu kata yang membuat kita anak manusia menggantung tapi tetap berharap. Begitu dalam arti kata itu bila kita resapi. Membuat teman ingin marah, kecewa, tapi bisa jadi bahagia, semua tergantung dari situsi yang terjadi sehingga ada seorang pemimpin diantara teman yang mengeluarkan kata mungkin. Sebuah kata – kata ajaib penuh pengharapan.
Apa kita sebagai manusia disaat sekarang ini membutuhkan kata mungkin? Sebuah kata dengan arti dan makna tak pasti. Bima dalam tokoh pewayangan jawa belum tentu bima bisa jadi arjuna. pandawa lima belum tentu ada lima bila kita tidak terpatok oleh angka lima. Bisa jadi enam sedangkan yang ada diingatan para seniman ataupun budayawan lima. Semua mungkin saja diciptakan oleh orang – orang zaman dulu bukan? mungkin saja bukan? Sekali lagi mungkin. Tak pasti. Kecewa.
Sekali lagi mungkin kata – kata mungkin memiliki arti yang juga mungkin. Apa kita harus terus berputar – putar dengan kemungkinan – kemungkinan? Tidak mengambil tindakan yang berujung pada kepastian. Itu yang mungkin sedang kita hadapi sebagai anak manusia yang lahir di indonesia menurut soekarno, dan auslia menurut tan malaka, dan bisa jadi hindia belanda menurut belanda. Tidak bisakah kita lari dari kata – kata mungkin dengan mengambil langkah pasti? Tidak terus berkutat dengan kata – kata mungkin yang dalam bentuk ilmiah mungkin bisa disebut dengan analisis. Kurasa tidak mungkin. Mungkin kita harus tetap berada di jelaga kemungkinan. Tetapi kita harus cepat keluar dari jelaga penuh lumpur kemungkinan itu bergelut didalamnya sampai kita menemukan sebuah kunci, kunci yaitu kepastian, kepastian tentang apa yang kita pilih dan akan jalani. yang kemudian kita masukkan kedalam lubang yaitu tindakan. Setelah itu baru kita bisa buka pelan – pelan ataupun dengan mendobrak pintu itu yang bisa kita lihat hasilnya nanti.
Paling tidak atau bisa kita sebut ” untunglah....!!!!” kita sudah bisa keluar dari lumpur kemungkinan itu. Tidak lagi berharap dari kemungkinan, kita telah membuka pintu dan bertegur sapa dengan harapan. Harapan pasti. Bila itu salah kita bisa ulang lagi. Menunggu. Menunggu untuk bertemu dengan harapan pasti dengan tercebur kembali kedalam kubangan yang bernama kemungkinan. Terus dan berulang. Tidak ada puasnya.

No comments: