Thursday, December 18, 2008

bencong kota



nikmat sekali menikmati jakarta. ada bencong badannya gede keliling kampung. orang - orang ada yang takut ama ketawa. mbak di foto ini ngasi duit sambil cengengesan. ternyata kota membentuk manusia hingga berubah bentuk. coba kita bandingin di desa. apa ada yang kayak beginian? jakarta oh jakarta. katanya keras, tapi yang pasti ngangenin.

Tuesday, December 9, 2008

Three kings

ada 4 tokoh utama pada film ini. Yang saya ingat hanya archie dan troy barlow. Empat orang tentara amerika yang mencari emas yang dirampas saddam dari Kuwait. Awal ceritanya sederhana, hanya ego empat orang yang ingin kaya dengan mengambil emas batangan tersebut untuk dibagi bagi mereka sendiri. Agar mereka bisa beli lexus dan infiniti dengan atap terbuka. Rencana mereka tidak muluk. Pergi dipagi hari tanpa ketahuan komandan, mengambil emas tersebut di bunker yang terselubung dekat kota karbala, kemudian kembali ke markas di siang harinya dengan menyembunyikan emas tersebut untuk dibawa pulang nantinya ke amerika setelah tugas selesai. Mereka kaya raya. Itu impian mereka.
Syahdan, misi mereka yang ternyata mudah menjadi rumit. Pertemuan mereka dengan sebuah kelompok yang “disalahkan”, hanya terdiri dari anak –anak, ibu – ibu, dan orang tua. Hati mereka terketuk. Robek – robek karena melihat kenyataan didepan mata mereka. Cerita ,menjadi semakin rumit karena emosi mereka terlibat didalam misi mereka, resah, kasihan dan keinginan untuk menegakkan keadilan.
Akhir cerita ini menjadikan mereka yang awalnya prajurit licik dan egois, menjadi pahlawan. Saya rela begadang untuk mengetahui akhir cerita film ini. Sungguh ironi di irak. Sedih, lucu, konyol, kaget, seru, campur aduk.
Analogikan saya yang pada realitanya seorang pelajar arsitektur menjadi prajurit tersebut. Awalnya hanya asik bermain – main dengan senjata berupa konsep. Senjata saya banyak, simbiosis, sustainable, green, decon, tinggal saya pilih untuk ditembakkan ke mana – mana. Kemudian saya melihat kampung yang runyam, berantakan, porak – poranda. Awalnya saya hanya ingin menggusur kampung tersebut untuk dibuat menjadi apartemen kelas menengah dengan senjata saya. Wuidih…..dengan modal senjata saya yakin bisa membuat apartemen ini ramah lingkungan.
Tapi saya berubah pikiran untuk merubah kampung itu menjadi yang diinginkan penduduk kampung itu tanpa melihat lagi identitas saya berada dimana, developer atau marjinal? Saya sendiri bingung.
Tapi alangkah indahnya film itu. Jagoan selalu menang dengan caranya yang elegan dan bantuan dari berbagai macam orang. Berawal dari pertemuan berakhir dengan menyenangkan dan mengharukan. Tanpa melihat lagi ongkos yang dikeluarkan.
Tapi sekali lagi. Itu cuma difilm.
Tinggal kita buat itu nyata